by

Ucok Sky Khadafi, “MENHUB LAYAK DI RESHUFFLE”

Bogor,–Sorotperadilan.com l “Setelah viral penumpukan penumpang di di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada Kamis 14 Mei 2020 lalu, kemudian diklarifikasi Kepala Kantor Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Soekarno Hatta Anas Ma’ruf bahwa hal tersebut lantaran slot penerbangan yang saling berdekatan. Itu merupakan kekacauan statemen panik jajaran Kemenhub. Sebagaimana kepanikan Dan Ephoria saat Menhub menerima 250 WNI dari Wuhan Ke Natuna Dan saat evakuasi 69 WNI anak buah kapal (ABK) Diamond Princess ke pulau 1000 kemudian juga Menhub cipika-cipiki dengan Bupati Luwu Utara yang kemudian dia pun terkena Covid 19 selama 2 pekan lamanya. Dari dua peristiwa ini dapat kita ambil kesimpulan manajemen Kemenhub Itu ceroboh dan cepat puas diri”,kata Uchok.

Uchok yang selalu kritis ini adalah
Direktur Center for Budget Analysis (CBA), pun menambahkan. Menhub Budi Karya Sumadi (BKS) telah banyak membuat Presiden Jokowi ‘salah tingkah, gamang dan ragu sejak lama. Hal yang ‘mencorengnya sejak awal adalah saat munculnya kasus suap yang dilakukan Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Antonius Tonny Budiono tahun 2018 lalu dengan kerugian negara lebih dari Rp.25 milyar yang kemudian dijatuhi hukuman 7 tahun penjara. Seharusnya menjadi catatan Presiden Jokowi sejak lama agar mewaspadai ‘mafia-mafia di Kemenhub kalau pun Menhubnya adalah teman dekat Jokowi sehingga tidak menjadi blunder.

“Sejak awal saya belum paham mengapa kita harus banyak membangun bandara, kereta cepat, pelabuhan, dsb. Ditambah kemudian muncul kasus suap ini ibarat mencoreng kinerja positip Jokowi selama ini bahkan merusak persepsi publik akan kelangsungan pekerjaan besar Jokowi lainnya seperti Tol Laut dsb. Blunder ini bang. KPK harus sering ‘mengintip proyek-proyek Kemenhub.. “, demikian Uchok melalui selulernya, Jumat, 22/5 lalu. ‘Waduh..(PpRief/Wan/RL)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed