by

Pemerhati Polri Garis Lurus : “AHMAD LUTFI BELUM TENTU JADI KAPOLRI MENDATANG !?”

Sorotperadilan.com l ,Bandung Barat, Jawa Barat, Saat ini beredar dahsyat bahwa Irjen.Pol.Ahmad Lutfi, Kapolda Jawa Tengah yang baru dilantik bersama 8 Kapolda lainnya oleh Kapolri Jend.Idham Aziz (9/8/2019), ‘akan’ layak menempati jabatan Kapolri mendatang menggantikan Idham Aziz. Beberapa pihak mengatakan demikian karena Lutfi dianggap masuk dalam “Geng Solo dan Non-Akpol”. Dan media Mainstream pun hanyut ‘mem-blow-up dalam peng-andaian.

Apalagi sebagian publik disosmed ikut ‘ngompori’ bahwa Lutfi akan menjadi pesaing hebat Wakapolri Komjen.Pol. Ari Dono Sukmanto yang pernah menjabat juga selaku pelaksana tugas (Plt) Kapolri Jend.Tito Karnavian sebelum ada keputusan presiden sebagai Mendagri, juga Lutfi akan menjadi pesaing 3 Jenderal lainnya; Kabaintelkam Polri Komjen.Pol. Agung Budi Maryoto, Kalemdiklat Polri Komjen.Pol.Arief Sulistyanto, dan Kapolda Metro Jaya, yang dijabat Irjen.Pol. Gatot Eddy Pramono.

Apa-apaan ini?, Ahahah.. masih ingat ceritera Komjen.Pol. Budi Gunawan yang sudah ‘approved dalam segala hal, namun kemudian batal?, dan beliau pun secara legowo menuruti kehendak publik saat Itu. Sedangkan saat Itu kami, selaku Relawan Jokowi tidak sependapat. Namun kami memilih diam, menyerahkan semuanya kepada Presiden Jokowi.

Teman, sebelumnya Ahmad Lutfi menjabat sebagai Wakapolda Jawa Tengah dengan pangkat Brigjen, setelah menjadi Kapolda Jateng pangkatnya Naik menjadi bintang dua yaitu Inspektur Jenderal (Irjen).

Mengapa disebut Geng Solo?, kata mereka karena saat berpangkat Kombes, Ahmad Lutfi menjabat Kapolresta Solo telah berhasil ‘mengawal’ pernikahan anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kahiyang Ayu – Bobby Nasution lalu, sehingga karirnya melesat menuju Wakapolda Jawa Tengah. Come on, ndro !

Mengapa disebut fenomenal?, mereka juga beralasan karena Lutfi satu-satunya Jenderal yang bukan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) yang bisa merengkuh jabatan bergengsi Kapolda Jawa Tengah.
Dalam arti ini pertama kalinya non-Akpol tampil menjadi Kapolda Jateng. Maka kedepan, masih kata mereka, jabatan Kapolri pun layak diberikan kepada Lutfi karena dua hal diatas. Geng Solo & Non-Akpol.

Atas Hal ini, masih kata mereka, Presiden Jokowi layak mempertimbangkannya. ‘Ahahaha, Come on, Dro. Jangan Halu !

Lutfi memang non-Akpol Karena beliau lulusan Sekolah Perwira Militer Sukarela (Sepa Milsuk) angkatan ke-2 tahun 1989. Yang kemudian Sepa Milsuk ini berganti menjadi Penerimaan Polri Sumber Sarjana (PPSS) sejak Polri berpisah dari TNI.

Sepa Milsuk adalah jalur masuk ABRI bagi lulusan perguruan tinggi. Saat di Sepa Milsuk 1989, beliau satu angkatan dengan Menteri Kesehatan Terawan, dokter tentara berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen)

Sampai sini pahamlah ya?, jangan suka ‘halu sendiri, Polri punya aturan sendiri, yang jauh dari ‘like n dislike, ada aturan ‘urut kacang yang non-formal.

MARI BELAJAR DARI JEJAK IDHAM AZIZ

1.Presiden Joko Widodo mengirimkan surat kepada DPR agar Komjen.Pol. Idham Aziz yang saat Itu menjabat Kabareskrim mengikuti proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi III DPR.

Jokowi memilih calon tunggal saat Itu kalau pun ada 4 nama Jenderal yang beredar. Yang juga tidak ada nama Idham Aziz awalnya.’Ahahah..

Ini satu bukti saja, bahwa Jokowi tidak mudah di-dikte siapapun, makanya beliau dijuluki kami selaku Relawannya sejak di Solo sebagai ‘Mister Koppig’, karena keras kepala, tidak mudah diatur-atur.

2.Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Aziz pun mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Kapolri di ruang Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (30/10/2019) lalu.

Komisi III DPR juga mengunjungi rumah Idham untuk mewawancarai pihak keluarga sebagai bagian dari uji kelayakan dan kepatutan.

3.Kemudian setelah melakukan FPT selama 2 jam, akhirnya secara aklamasi Komisi III menyepakati Komjen (Pol) Idham Azis untuk menjadi Kepala Polri.

4.Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya melantik Komjen.Pol. Idham Azis sebagai Kapolri sebagaimana Keputusan Presiden No. 97/Polri 2019
di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (1/11/2019) yang kemudian berpangkat Jenderal.Pol. Idham Aziz.

Now, kami yakin Irjen.Pol. Ahmad Lutfi tidak menghendaki adanya ‘chaos di media, pastinya ini akan membuat tidak nyaman beliau kepada teman sejawat, kepada senior – seniornya, kepada Kapolri Idham Aziz, khususnya kepada institusi.

Biarkan semua mengalir alami, jangan ada pihak yang berandai – andai, ber- halusinasi, karena keinginan ‘popularitas & manggung’ sekelompok orang yang ekstrimnya berani kami sebut sebagai ‘Pengadu-domba’.

Padahal H.Rhoma Irama pun sudah sejak lama melarang ‘adu-domba’. Ahahah…

Selamat bertugas Jenderal Idham Aziz, selamat bertugas Irjen. Ahmad Lutfi !

Demikian hasil diskusi kami melalui conference-phone, Jumat (5/6) lalu. ‘Salam Indonesia !

[Arief P.Suwendi & Wawan Kurniawan, Pemerhati Polri Garis Lurus. Tinggal di Bandung Barat & Kota Bogor]

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed