Bogor,-Sorotperadilan.com l Social Distancing atau Phisical distancing tidak membuatnya betah diam dirumah, work from home. Itulah ‘kelebihan dari Atty Somaddikarya,
Anggota DPRD Kota Bogor dari Fraksi PDI Perjuangan, yang akrab kami panggil dengan ‘Ceu Atty ini.
Semalam, (Kamis,16)4) Saya, Wawan Kurniawan -Kord.Kota Bogor Dan Ceu Atty sudah ‘nongki disebuah POS RW seputaran Istana Bogor.
Ceu Atty sengaja mampir karena memang demikian maunya, “Saya suka tidak betah dirumah, ingin ikut merasakan keheningan Kota Bogor di suasana Covid 19 ini. Juga saya ingin mendengar langsung suara masyarakat”, kata Ceu Atty sambil membuka bungkusan martabak telor dan cup kopi panas rasa jahe yang sengaja dibawanya untuk kami.
Sambil menyantap martabak, video streaming dari Android yang kami bawa, Satgas Covid 19 melaporkan bahwa hingga saat ini jumlah korban Covid 19 mencapai 5516 orang, 548 orang sembuh dan 496 orang meninggal Syahid.
Kami terdiam, Berat ujian yang Allah berikan ini. Seakan tahu, Ceu Atty berkata. “Berjiwa Besar & Sosial, kita terima ujian ini namun kita harus terus berjiwa besar dan melakukan aksi sosial. Kalian sebagai Pers harus terus mengawal semua, jika Ada temuan apapun Mohon infokan ke kami. Karena saya dan teman teman sejawat di F-PDIP Kota Bogor akan terus mengawal apa yang menjadi hak rakyat atas bantuan dari Presiden Jokowi. Dan kami pastikan jangan ada oknum bermain data dan mempermainkan rakyat !”, Kata Ceu Atty.
Ditambahkannya, lepaskan ego politik dan berharap pada pejabat sesuai tingkatannya tidak mencari ‘panggung dan keuntungan di tengah musibah. Cairkan bantuan kepada rakyat tanpa harus di batasi, gunakan cara gotong royong dan kordinasi di mulai dari menggeser anggaran pemerintah daerah -Prop dan Pusat untuk sama-sama
menghitung berapa yang sesuai data yang di ajukan Rt/Rw se Indonesia. Kemudian
Gabungkan anggaran bantuan pusat – prop
dan daerah, agar ‘make-sense, wajar, tidak direkayasa.
Mendengar ini semua, saya dan Wawan hanya diam, jika bertemu Ceu Atty ini akan lebih baik jika kita lebih banyak mendengar, jangan coba coba menginterupsi jika beliau sedang bicara, Repot. Ahahah..
Kata Ceu Atyy lagi, Anggaran tersebut di sepakati masuk satu pintu di kementrian sosial – dinsos prop – dinsos kota /kab – jika anggaran sudah masuk dalam satu kotak akan mudah membaginya yang di sesuaikan dengan yang di butuhkan – bantuan Apbn ke dinsos Prop – terus ke masing2 Daerah (Dinsos) untuk di salurkan kembali ke Kec – Kel – Rt/Rw
Contoh Estimasi bantuan =
Apbn /pusat = 1.000/KK
Prop = 600/KK
Kota /Kab = 400/KK
Berikan bantuan tersebut kepada rakyat dengan satu nama kepala Keluarga /KK
Anggaran yg bersumber berdasarkan APBN – Apbd Prop – Apbd kota – kab akan di rasakan langsung karena berbasis data KK atau di sesuaikan kemampuan anggaran – dengan cara seperti di atas, Insya Allah tidak ada dobel data atau tumpang tindih. Ini juga akan menghindari salah tempat atau salah sasaran.
” Jika semua mencari panggung dan semua di buka keran bantuan akan terjadi dobel bantuan dan mungkin yang berhak malah ‘ngga dapat apa2 –
Ini akan lebih ngeuri dan akan terjadi penyimpangan, kebocoran yang di korupsi oleh oknum yg tidak bertanggung jwb !. Jika sudah demikian, Di butuhkan kejujuran – berjiwa sosial yang tinggi bahwa kita harus mengedepankan sisi kemanusian dengan sikon seperti ini, tidak ada batasan dan di batas berapa rakyat yang harus di bantu – semua wajib di ajukan atas nama rakyat demi mendapatkan hak nya secara merata. Prioritaskan rakyat yang benar2 lumpuh sumber anggaran untuk isi perut rakyat, paham !?”, Tanya Ceu Atty, Saya dan Wawan hanya manggut-manggut. Ini bukan Karena mulut kami penuh martabak, namun apa yang disampaikan beliau memang demikian seharusnya.
Rakyat adalah prioritas, stop manggung sendiri Dan gelorakan prilaku pengaduan tulus dan ikhlas, itu garis besarnya.
“Ceu, kami mau bertanya sedikit saja, bolehkan?”, Tanya Wawan, Ceu Atty yang sedang minum tersedak dan batuk.
“Batuk pak Haji !?”, Latah Wawan menirukan iklan Andre Taulani. Kami pun tertawa, sehingga hansip yang lewat pun ikut tertawa walau pun dia tidak tahu apa yang kami tertawan. Orang Bogor mah emang gitu, ramah. Ahahah..
“Sok mau tanya apa?”, kata Ceu Atty, Wawan melirik Saya. Sontak saya pun segera menelan remah martabak.
‘”Begini Ceu, Presiden Jokowi Dan Satgas Covid 19 itu demikian fokus dan serius bagaimana mencegah Covid 19 ini hingga biaya infrastruktur yang sekitar Rp.1,6 trilyun pun hampir separuh dialih-fungsikan untuk Covid 19. Disatu sisi target pajak 2020 kita pun senilai Itu. Sepertinya agak mustahil tercapai hingga 80% sebagaimana tahun tahun sebelumnya”, kata saya, Ceu Atty melirik Wawan.
Wawan meneruskan, “Banyak teman teman relawan, khususnya dari Yayasan Kerja Indonesia Maju (YKIM) menganjukan usul bagaimana jika Wisma Atlit Hambalang yang sudah jadi bangkai itu dilelang Rp.3 trilyun. LELANG HAMBALANG weh judulna, Ceu. Inshaa Allah uang Lelang Itu lebih bermanfaat”, kata Wawan sambil menelan ludah. Glek..
Ceu Atty mengangkat jempol, bungah. Tidak lama Ceu Atty pamit, kalau pun kami tidak berjabat tangan, namun dengan sedikit membuka masker masing-masing itu pun cukup.
Keuren lah Ceu! (PpRief/Wan/RL)
Comment