by

NGOBROL DI POS RW BARENG TEH DEVIE: Kota Bogor Kondusif & Pribahasa Sunda”

Bogor,-Sorotperadilan.com l Malam ini (Selasa,28/4) usai Taraweh kami ‘janjian ngobrol di POS RW sekitar Istana Bogor.

Saya Dan Wawan Kurniawan – Kord.Kota Bogor lebih awal datang, menyusul MaxDy -Influencer dengan tentengan Nasi Kota Ayam ‘Red White-nya + Seteko Kopi panas. Ahay.

Sambil menyantap, kami mendengarkan radio streaming yang mengupas tentang beberapa pribahasa sunda kolot, diantaranya: .”Sacangreud Pageuh, Sagolek Pangkek. Yang diartikan Jika Harus berjanji, harus ditepati dan konsisten. Sekali berucap hari ini harus dibuktikan di kemudian hari. Kurang lebih demikianlah.

Yang kedua pribahasa, “..Kudu Hadé Gogog Hadé Tagog”, yang artinya Harus baik mengucapkannya dan harus baik pula prilakunya.

“Kejadian hari ini dimana Walikota Bogor tidak kuasa menahan emosi saat bertemu para pedagang Plaza Dewi Sartika Bogor apakah bagian dari pribahasa Itu?”, buka Wawan.

“Bisa ya, bisa tidak. Tergantung bagaimana Kita menyimpulkannya. Ini semua tentang gaya komunikasi, jika memang ada pernah janji Walikota kepada mereka, juga tidak sesegera terealisasi pastinya ada aturan dan SOP. Emosional saudara saudara kita disana juga lumrah itulah dinamika. Untungnya semua Indah pada akhirnya, Kota Bogor pun kembali kondusif” jawab MaxDy yang rambut gondrongnya sudah bisa dikepang ini.

“Lah punten nih bro, ari SOP teh apa?, Sayur SOP?”, Tanya Wawan.

“Standard Operation Prochedure, kelajiman, aturan formal yang selayaknya,gitulah”, jawab MaxDy, Wawan manggut-manggut.

Tiba tiba seluler Wawan berdering, rupanya dari Devie P Sultani, Anggota DPRD Kota Bogor/F-Nasdem. Teh Devie, panggilan akrab kami, tidak bisa hadir karena terhalang hujan.

Namun kami pun melakukan conference-phone, Teh Devie mengatakan, “Dalam situasi luar biasa seperti ini memang dibutuhkan pengertian dari seluruh pihak. Baik pemerintah kota dan juga masyarakat terdampak Covid 19, saling menjaga rasa. Apa yg disampaikan walikota itu adalah kaitannya dengan kebijakan PSBB yang harus dipatuhi oleh seluruh masayarakat kota Bogor khususnya. Namun memang kondisi ekonomi masyarakat terdampak perlu pula dipastikan untuk mendapatkan hak hak nya. Oleh sebab itu saya menghimbau segenap jajaran Pemkot dan juga masyarakat untuk saling menguatkan.

Dan sebaiknya pemkot Bogor semakin cepat mendistribusikan bantuan yang diharapkan warga tersebut agar masyarakat kota Bogor bisa lebih tenang. Saya yakin mereka semua akan tenang bila sudah mendapat bantuan sebagaimana dijanjikan.

Dan tentunya diharapkan juga kesadaran semua pihak untuk mematuhi aturan yang dibuat terkait penanggulangan Covid 19 di Bogor.

Juga, Pak walikota tidak perlulah harus ‘bersuara keras kepada warga yang memang lagi berkesusahan. Dan beri mereka ketenangan.Yang paling penting saat diruang publik, Pak walikota mencontohkan menggunakan masker.

Sebelum Teh Devie pamit, dia memastikan kembali nomor rekening kami bertiga. “Maaf ya saya tidak bisa hadir, nexttime. Sebentar saya kirim sesuatu di norek kalian bertiga untuk sahur, Wilujeng ngobrol Di POS RW”, Teh Devie pun memutuskan seluler, kami pun sontak memeriksa phone banking masing-masing. Dan semua tersenyum .’Tah kitu.

“Sacangreud Pageuh, Sagolek Pangkek. Jika berjanji harus ditepati. ‘Kudu Hadé Gogog Hadé Tagog”, baik ucapan baik juga prilakunya. ‘Ahay, nuhun Teh Devie! (PpRief/MaxDy/Wan/RL)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed