by

Tgk.Raju, Waketum YKIM. “MAYDAY PERANTAU ACEH !?”

Jakarta,-Sorotperadilan.com l “Sejak himbauan Plt.Gubernur Aceh Nova Iriansyah (22/3) lalu agar warga Aceh tidak melakukan pulang Kampung/Mudik Karena mencegah peredaran Covid 19. Kami belum melihat apa kompensasi untuk kami, sedangkan banyak diantara kami yang memang ‘off dalam kegiatan Ekonomi dirantau namun biaya tetap berjalan. Bayar kontrakan, kosumsi sehari2,dsb. Termasuk tersendatnya kewajiban kami mengirim uang kekeluarga di Aceh pastinya. Perlu dipertimbangkan kembali oleh Pak Nova”, demikian Tgk.M.Rajuli, perantau Aceh Di Jakarta saat dihubungi melalui seluler (Rabu,29/4)

Kata Tgk.Raju, jika saja perantau Aceh saat ini sekitar 20-50.000 orang biasanya melakukan transaksi keuangan dan mendistribusikan ke Aceh min.Rp.2-5 juta/bulan dengan berbagai keperluannya. Kami selama ini telah berkontribusi min.Rp.2-10 milyar/bulan. Apa hal ini kurang cukup menjadi pertimbangan?, MayDay !.”

Putra Aceh kelahiran Aceh Utara yang kini menjabat selaku Waketum Yayasan Kerja Indonesia Maju (YKIM), Jakarta ini pun memberikan tanggapan ketersediaan Dana Rp.1,7 trilyun untuk terdampak Covid 19 adalah bukan bantuan sembako namun lebih menyarankan berupa uang tunai.

“Dengan sembako itu rawan Korupsi, cost distribusinya pun tinggi. Maka bantuan langsung berupa uang tunai Itu lebih efektif sekaligus menetapkan protokol kesehatan tentang Social Distancing, PSBB,dsb. “Masyarakat Aceh Itu egaliter, pastinya memahami kerja keras Presiden Jokowi dan Satgas Covid 19 selama ini termasuk untuk Kesejahtraan masyarakat Aceh. Namun jangan sampai kerja keras itu disalah-gunakan ditataran bawah presiden, pastinya kami tidak akan menerima Itu, juga di tataran Gubernur kebawah. Pengalaman pahit kemarin terhadap saudara saudara kita di Aceh Utara Karena validitas datanya kacau maka terjadi sedikit ‘arang hitam dalam Pembagian sembako adalah pengalaman Dan kejadian yang pertama dan terakhir. Data akurat Covid 19 itu ada di para ketua RT, bukan di Dinsos, dari situ juga akan terlihat berapa jumlah perantau Aceh. May Day Perantau Aceh!”,

MayDay Tgk.Raju bukan May Day yang biasa digunakan buruh,namun ini MayDay yang lajim didunia penerangan. Asal usul kata MayDay, kata Tgk.Raju, berasal dari bahasa Prancis, Ma’der yang artinya ‘Tolong Aku’. Dan, Pengunaan MayDay sebagai sandi bahaya di dunia penerbangan ditetapkan pada International Radiotelegraph Convention of Washington, AS pada tahun 1927.

Pilot biasanya akan mengatakan MayDay sebanyak 3 kali berturut-turut saat pesawat sedang berada dalam bahaya.

“Maka kami sebagai perantau Aceh, serupa sebagai pilot keluarga kami di Aceh. Apa tidak boleh kami teriakan ‘MayDay setelah himbauan Plt Gubernur berjalan lebih dari 30 hari ini, kami memang terpuruk”, kata Tgk.Raju menutup seluler. ‘Waduh.(PpRief/Wan/RL)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed