BOGOR,–Sorotperadilan.com l “Bang kapan kita bisa sowan ke BNPB, ingin rasanya wawancara langsung dengan Jenderal Doni Monardo?”, tanya Wawan diseluler (Jumat,26/5).
“Dalam suasana PSBB seperti saat ini, ruang gerak kerja Wartawan sedikit terhambat. Namun Informasi apapun dapat kita intip dari bnpb.go.id, covid19.go.id dsb. “, jawab saya, diamini Tgk.Raju, Waketum YKIM – Yayasan Kerja Indonesia Maju
“Informasi apapun demikian terbuka Kang Wawan, Kita bisa cari sesuka hati , yang utama nama jangan salah, jabatan jangan salah, yang menyangkut angka pun demikian tidak boleh salah dan yang terakhir adalah Fakta. Wartawan bukan bekerja menulis Indah, karena Itu pekerjaan penyair, bagaimana caranya entah melalui straightnews, artikel, opini, in-depthnews, dsb. Yang terpenting, profesi Wartawan harus taat UU.Pers bahkan UU ITE. Masalah bagaimana mengolah Informasi, Itu juga tergantung kepada profesionalitas Wartawan Itu sendiri, bukan hoaks, bukan berita bohong apalagi fitnah”, tambah Tgk.Raju.
Wawan terdengar puas, beberapa saat sunyi, rupanya Wawan Tengah membuat draft tulisan.
“Oke bang Arief, Bang Raju. Draft sudah saya buat. Rencana ini untuk berita di SOROT TV. Mohon dengarkan ya.., Bismillahirahmanirahiim, para Pemirsa SOROT TV dimana saja berada. Jika masyarakat diminta #StayAtHome, #WorkFromHome, Itu memang prioritas protokoler kesehatan pemerintah yang harus ditaati oleh siapapun.
Namun tidak demikian bagi Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen. TNI. Doni Monardo dan jajarannya, mereka sampai tak pernah tidur di rumah selama ini. Mereka berbeda dengan kita semua #Stay&PrayFromBNPB,#SleepFromBNPB dan #Work24Hours.
Jenderal Doni Dan jajarannya di Satgas Covid 19/BNPB tidak pernah merasa ‘rugi hingga tidurpun mereka disana, berikut kutipannya.
“Kami di gugus tugas pusat berkantor dan tidur di kantor. Ini
untuk membuktikan bahwa kami serius.Maka
Dengan keseriusan jajaran Gugus Tugas itu, kami meminta keseriusan masyarakat dengan tetap mengikuti protokol COVID-19. Karena Ini adalah masalah bersama bangsa dan tidak bisa sendirian diatasi. Kita harus bisa menunjukkan diri kita sebagai patriot dan menjadikan diri kita sebagai pahlawan kemanusiaan”, demikian Jenderal Doni melalui Zooming (27/5) lalu.
Wawan menghela nafas sebentar, Dan terbatuk, Saya dan Tgk.Raju tertawa kecil. Rupanya kacang Lebaran yang dikunyah Wawan penyebabnya.
Wawan melanjutkan, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo dilahirkan dikota Cimahi, Jawa Barat, 10 Mei 1963. Yang sejak 9 Januari 2019 dipilih presiden Jokowi mengemban amanat sebagai Kepala BNPB – Badan Nasional Penanggulangan Bencana, menggantikan
Willem Rampangilei.
Istrinya bernama
Santi Ariviani Dan dikaruniai anak;
Azzianti Riani Monardo (1993),
Reizalka Dwika Monardo (1997), dan
Adelwin Azel Monardo (2003). Ibunya bernama
Roeslina Dan ayah,
Letkol CPM Nasrul Saad.
… Wawan kembali menghentikan ‘liputannya, minta ijin untuk break, mengangkat telepon diseluler satunya. …
“Telepon dari siapa Kang?”, tanya Tgk.Raju usai Itu. “Maaf bang, biasa, dari Teh Devie, anggota DPRD/F-Nasdem Kota Bogor. Nanti diminta mampir ke rumah-makan Padang dekat Baranangsiang”, Saya dan Tgk.Raju sontak ‘menguap. ‘Hooaaammm..
Wawan melanjutkan, Jenderal Doni adalah Alma mater Akademi Militer (1985) Dan Penempatan pertama langsung pada Komando Pasukan Khusus atau Kopassus tahun 1986 sampai dengan 1998. Selama di Kopassus dia pernah ditugaskan ke Timor Timur, Aceh dan daerah lainnya.
Pada tahun 1999 hingga 2001, lelaki yang suka kegiatan menembak dan beladiri ini ditugaskan pada Batalyon Raider di Bali. Kemudian ditarik kembali di Paspampres hingga tahun 2004, lalu mengikuti pelatihan counter terrorism yang dilaksanakan di Korea Selatan.
Pada tahun 2005 sampai dengan 2006 , Jenderal Doni ditugaskan di Aceh. Setahun di sana, dia kembali ditarik ke Jakarta bergabung dengan Paspampres. Pada tahun 2006 dipindahkan ke Makassar, Sulawesi Selatan, di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, atau yang lebih dikenal dengan Kostrad.
Salah satu program yang hingga kini dikenang masyarakat Makassar adalah penghijauan beberapa kawasan tandus di Sulawesi Selatan termasuk di sekitar Bandara Hasanuddin.
Setelah di Makassar, Doni di promosikan menjadi Dan Grup A Paspampres. Selama bertugas mengawal orang nomor satu di Republik Indonesia ia sudah mengikuti kunjungan Presiden Indonesia ke 27 negara di dunia.
Pada tahun 2010, Doni kemudian diberi kepercayaan menjadi Danrem 061 Surya Kencana Bogor.
Selang beberapa bulan menjadi Danrem di Bogor, Doni diangkat menjadi Wadanjen Kopassus.
Jenderal Doni pernah menjabat Wakil Komando Satuan Tugas untuk pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh perompak Somalia. Atas keberhasilan itu pangkat Doni dinaikkan setingkat menjadi Brigadir Jenderal.
Bulan April 2012 beliau mengikuti pendidikan PPSA XVIII di Lemhannas. Baru empat bulan di Lemhannas Doni dipromosikan menjadi Danpaspampres.
Para Pemirsa SOROT TV dimana pun berada, .. Teman-teman media khususnya para fotographer jarang mendapat moment Jenderal ini sedang tersenyum, maka kami pun menyebut beliau sebagai “JENDERAL TANPA SENYUM”
Doni memang jarang bicara, juga tersenyum. Namun kinerjanya jangan dipandang ‘Sebelah Mata, mafia alkes dan para ‘tikus sembako pun dibuat tidak nyenyak tidur. Semoga Jenderal Doni dan jajaran Satgas Covid 19 senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan dari Illahi’rabbi, dan tetaplah tanpa senyum,Jenderal.Amin YRA. Sekian liputan saya, Wawan Kurniawan dari SOROT TV, Mohon maaf lahir-bathin.
Saya dan Tgk.Raju pun bertepuk tangan, ..tuutt, tuuut,..tuut telepon terputus, mungkin Wawan ‘ngacir menemui Teh Devie. ‘Modus!.(PpRief/Wan/RL) – Foto.ist
Comment