by

“JOKOWI DATANG, KOPI AROMA SENANG !”

-Daerah-1,771 views

Bandung, JAWA Barat : Sorotperadilan.Com l  Dalam Covid 19 ini memang terlihat antrian penggemar Kopi Aroma sepertinya menurun. “Tapi lumayanlah teh, biasanya harus antri panjang kalau kesini, apalagi kalau ‘weekend-an, banyak orang Jakarta, Lampung bahkan dari Kalimantan pernah ketemu disini, ada yang memang untuk dikosumsi sendiri tapi banyak juga yang dijual kembali” kata Ani Gartini alias ‘Neng melalui seluler menceritakan kunjungan ‘tidak sengajanya ke Pusat Kopi Aroma Bandung (Jumat, 18/6) yang kemudian ‘ngobrol dengan seorang pengantri, (Ibu Ama) penyuka kopi saat bertemu disana.

Kata Neng lagi, kebesaran Kopi Aroma Bandung ,Jalan Banceuy No. 51, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat ini tidak jauh dari peran Tan Houw Sian sejak tahun 1930-an, seiring waktu ketenaran Kopi Aroma pun merambah hingga ke luar negeri.

“Kalau ‘nggak salah tahun 1960-1970an sempat bangkrut Kang, mungkin miss-manajemen. Namun karena kebersamaan keluarga Tan secara perlahan bangkit kembali. Tanpa merubah akan trade-mark dan cita rasa dengan proses pengolahan secara tradisional, maka usaha ini kembali bangkit. Di tangan sang anak Widyapratama, Kopi Aroma mengalami masa kejayaannya bahkan hingga sekarang”, demikian Neng.

Kopi Aroma adalah usaha rumah tangga (home-industry) yang didirikan oleh Tan Houw Sian pada tahun 1930. Tan Houw Sian merintis Kopi Aroma dimulai dengan melayani kebutuhan kopi pelanggan di Kota Bandung termasuk orang Belanda dan Jepang yang waktu itu tinggal di Bandung.

Kopi Aroma dilanjutkan oleh generasi kedua, bernama Widyapratama dan istrinya terus mengembangkan bisnis keluarga ini sehingga dikenal lebih luas lagi oleh konsumen di dalam maupun luar kota Bandung.
Seiring waktu, Kopi Aroma selain menjual kopi, mereka juga disana mempertontonkan karya design arsitek jadul, mesin dan para crews yang bekerja.

Masyarakat , masih kata Neng, bisa melihat langsung dari balik kaca jendela.

PROSES KOPI AROMA
Kopi mentah dipilih langsung dari kebun kopi Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Kopi mentah yang populer disebut ‘kopi hijau’ diproses menjadi kopi biji matang lalu digiling menjadi kopi bubuk. Kopi mentah terlebih dahulu dijemur di bawah sinar matahari. Selanjutnya, kopi mentah Arabika mengalami proses penuaan selama 8 tahun sehingga rasa asamnya berkurang (tidak lagi kecut), kafeinnya berkurang serta kopi menjadi lebih harum. Sementara kopi mentah Robusta dituakan selama 5 tahun sehingga kafeinnya berkurang dan kopi juga menjadi lebih harum.

Setelah proses penuaan di gudang, kopi disangrai (roasting) menggunakan mesin roasting berbahan bakar kayu karet. Mesin yang digunakan masih mesin buatan Jerman yang sama sejak tahun 1930.

“Kang, Presiden Jokowi Itu penyuka kopi, bagaimana caranya beliau datang kesini ya, minimal sebagai support kepada Keluarga Tan dan pelanggang Kopi Aroma. Khususnya masyarakat Kota Bandung yang kangen kedatangan beliau, biar adil aja ‘nggak kebanyakan di Kota Bogor, gitu. Saya siap jadi ‘tour-leadernya. Sekalian kenalan sama Paspampresnya, Kang”, rajuk Neng, saya hanya menguap. ‘Hoaamm…(PpRief/Wan/RL)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed