Sorotperadilan.com- Menjelang Tahun politik di pemilu 2024, Ramaldi, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Republik Indonesia (DPC PWRI) Kabupaten Purwakarta Jawabarat, mengajak masyarakat Purwakarta menghindari penggunaan politik identitas untuk menciptakan demokrasi yang sehat dan kondusif di Indonesia.
“Politik identitas adalah sebuah upaya yang sering menggunakan kendaraan tertentu seperti etnis, agama, budaya tertentu, dan mereka mempolitisasi dengan begitu masif, biasanya untuk tujuan pragmatis,” kata Ramaldi, Jumat (23/6).
Ramaldi, menilai para pelaku praktik politik identitas biasanya melakukan aksinya tanpa memproyeksikan sebuah gagasan besar untuk membangun iklim demokrasi yang sehat.
Menurut Ramaldi, para oknum tersebut hanya berpikir bagaimana cara menang dan mampu memberikan tekanan pada lawan politiknya sehingga akhirnya sebuah polarisasi yang tajam karena para pelakunya menggunakan praktik politik yang kurang elegan dan kurang demokratis.
Ramaldi, mengatakan “efek samping politik identitas yang muncul, berkembang dan disebarkan secara terus-menerus akan menimbulkan polarisasi sehingga berujung pada upaya untuk menggoyang pemerintah dan juga masyarakat Indonesia”.
Hal itu, kata Ramaldi, dilakukan dengan cara mengintimidasi atau bahkan melakukan kekerasan berupa pemikiran, tindakan ataupun tindakan yang akan merusak sebuah iklim demokrasi, persatuan, dan kesatuan
“Memang metode kampanye dengan memanfaatkan politik identitas bagi sebagian orang merupakan cara yang menarik. Agama jadi ditarik pada kepentingan sesaat. Ini akan menjadi sesuatu yang akan mudah untuk membakar emosi masyarakat,” ucap Ramaldi.
Lanjutnya, “Dengan Mengutip semboyan Organisasi PWRI “Lintas Suku Lintas Agama, NKRI Satu, Kita siap mengawal agar terciptanya pemilu yang harmonis,” Demikian Ramaldi.
(Aldo’S)
Comment