Bogor,-Sorotperadilan.Com l Hari ini, Kamis (30/4) badha Dzuhur, kami sudah berkumpul di POS OJEK BOGOR sekitar Pusat Kota.
Saya Dan Wawan Kurniawan -Kord.Kota Bogor bukan sedang menunggu Ceu Atty, Teh Devie, MaxDy-Influencer, Asep Cheppy – Pemred atau Ir.Saprudin – Dewan Penasehat. Namun menunggu sahabat lama, Tgk.Raju, Waketum YKIM – Yayasan Kerja Indonesia Maju. Beliau Putra Aceh yang ‘merantau ke Jakarta.
Tidak lama ada Ojek berhenti depan Pos, dengan penumpangnya seorang Pria yang duduk diujung Jok, Social Distancing?, mungkin. Dan, benar saja yang turun dia yang kami tunggu.
Kami pun ‘seolah’ bersalaman dan cipika-cipiki. Mungkin jika bukan sedang hari Puasa, kami sudah langsung ‘ngopi.
Singkat ceritera, Tgk.Raju menceritakan bahwa dia terlambat dapat kabar jika Presiden Jokowi ‘blusukan tengah malam ke daerah Sempur-Bogor. “Itu terjadi Minggu, 26 April rupanya, saya pikir malam ini. Kebetulan Saya memang ada giat ke Bogor, jadi mau sekalian bertemu presiden Jokowi”, kata Tgk.Raju dengan nada menyesal.
Saya dan Wawan tersenyum, memang dari rilis yang dikeluarkan Deputi Bidang Pers dan Media Informasi Sekretariat Presiden,Bey Machmudin kemarin (29/4) blusukan presiden Jokowi kali ini unik karena dilakukan tengah malam. Presiden Jokowi mendatangi rumah penduduk untuk membagikan sembako.
“Itu di daerah Sempur,bang Raju. Yang dituju presiden dan yang memang membutuhkan ada 3 KK, diserahkan langsung Presiden. Tapi warga sekitar juga diberi paket sembako,” kata Wawan menirukan Bey saat bertemu wartawan Istana, Rabu (29/4) lalu.
“Jadi kang Wawan juga hadir saat beliau blusukan?”, tanya Tgk.Raju, Wawan menggeleng, sambil berbisik. “Saya ketiduran usai Taraweh dirumah,Bang”. Kami pun tertawa, sampai lupa ada beberapa teman Opang -Ojek Pangkalan yang sedang ‘Bocan – Bobo Cantik.Ahahah..
Tgk.Raju sedikit membuka maskernya, kemudian berkata. “Presiden Jokowi type Pemimpin yang bekerja, Pemimpin kerja. Rasa Empatinya kepada rakyat demikian tinggi, ikhlas dan tanpa pamrih. Beliau senantiasa mendengar, merasakan dan terpanggil untuk menolong rakyatnya sampai dalam suasana duka karena ditinggal Almarhumah ibu tercintanya beliau usai pemakaman terus ke Jakarta memimpin Rapat Covid 19. Itu salah satu bukti nyata. Dengan keikhlasan untuk membantu dan meringankan beban orang lain, bukan dengan niatan apapun yang sifatnya pamrih. Dari pemahaman ini, dalam Islam, empati bukan hanya sekadar merasakan dan menolong orang lain saja, akan tetapi ia harus pula disertai keikhlasan yang tujuannya ibadah.
Disinilah letak Islam sebagai agama yang ‘Rahmatan li al-alamin’, artinya pengamalan dari ajaran agama (Islam) tak harus melangit dan muluk-muluk, akan tetapi, ia dapat dimulai dari tindakan sehari-hari, meski ia masih berbentuk niatan dalam hati, seperti empatinya Presiden Jokowi. Sangat sulit menemukan pribadi seperti Itu” kata Tgk.Raju, Wawan sibuk dengan androidnya, dia mencatat semuanya.
“Dicatat untuk apa, kang Wawan?”, tanya Tgk.Raju, “Untuk bahan berita,bang”
“Tumben, biasanya malah senang mimpi makan dirumah makan Padang sama Teh Devie?”, goda Tgk.Raju. Wawan terbatuk-batuk. Ahahahah…(PpRief/Raju/Wan/RL)








Comment