Bogor,-Sorotperadilan.com l Wali Kota Bogor Bima Arya Ini Situasi yang Sangat Serius
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menyampaikan
update terbaru terkait kondisi penyebaran virus Corona (Covid-19) di Kota Bogor. Hingga Senin
(16/3/2020), tercatat ada 30 warga berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan 1 warga
berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Sementara angka suspect masih nihil.
“Dari 30 ODP, 20 orang diantaranya sudah dinyatakan clear atau telah melewati masa inkubasi
14 hari. Sisanya masih terus kami pantau, termasuk lima tambahan baru, yakni rombongan Pak
Wali Kota yang baru pulang dari Azerbaijan. Untuk 1 warga PDP memiliki riwayat kontak
dengan orang yang positif corona dan sekarang kami awasi di salah satu rumah sakit di
kecamatan Tanah Sareal,” ungkap Retno di sela pemantauan di kediaman Wali Kota Bogor
Bima Arya, Senin (16/3/2020) petang.
Terkait isu di kawasan Sempur, Bogor Tengah, ada 1 warga yang PDP Corona, dibantah oleh
Retno. Menurutnya kasus yang di Sempur masih masuk dalam status ODP karena tidak
memiliki gejala.
“Karena kewaspadaan, kita masih periksa juga. Di Sempur ada riwayat kontak dengan yang
terkonfirmasi positif yang di Jakarta tapi dia tidak ada gejala hanya kita screening semuanya.
Jadi begitu ada yang positif dilacak dan ditelusuri dengan siapa kontak-kontaknya. Nah, itu
salah satunya yang kita tracing. Tapi ini bergerak ya, ketika dia ada keluhan kita masukan
menjadi PDP. Saat ini, status (kasus Sempur) masih ODP ya,” jelasnya.
Situasi Serius
Meski di Kota Bogor belum ditemukan kasus Corona positif (suspect), Wali Kota Bogor Bima
Arya menegaskan bahwa kondisi seperti ini tidak bisa disikapi dengan biasa-biasa saja.
“Ini situasi yang sangat serius. Dunia merespon ini dengan sangat cepat, dunia belajar dari
negara-negara awal yang terkena, sepetri, China, Jepang, Korea, Iran. Dan kemudian sekarang
mulai terlihat bagaimana negara-negara di Eropa juga memberikan kebijakan-kebijakan yang
sangat signifikan disitu. Selama disana (Azerbaijan) saya terus memonitor perkembangan yang
ada, berkoordinasi dengan tim gugus tugas Covid-19 di Kota Bogor,” ungkap Bima Arya.
Selama seminggu berada di luar negeri, Bima Arya mengaku terus memonitor perkembangan di
daerahnya terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19. “Ada WA Group khusus. Kita
update semua data-data. Pasti setiap hari saya cek WA Group terkait langkah-langkah apa
yang harus kita lakukan. Saya juga berkoordinasi dengan pihak Istana, dengan beberapa
kawan di sana yang terlibat langsung dalam koordinasi mencegah Covid-19 ini. Dan memang
kesimpulan yang kita dapatkan, kita harus bergerak dengan sangat cepat,” katanya.
Untuk itu, Wali Kota Bogor pun segera mengeluarkan surat edaran pada 14 Maret 2020 yang
didalamnya terdapat tujuh poin sebagai upaya menekan penyebaran virus tersebut. “Jadi, pada
saat ini pertimbangan perekonomian di buanglah jadi nomor 700. Yang nomor satu adalah
Pertimbangan kemanusiaan. Kita tidak lagi lah berfikir tentang wisata, ekonomi, kesampingkan
dulu semua. Ini soal kemanusiaan, kita lindungi nyawa manusia, kita cegah korban-korban,”
jelasnya.
“Memang saat ini diperlukan koordinasi terus dengan pusat. Kita akan komunikasi dengan
Kementrian Kesehatan dengan pihak Istana untuk memantau. Ruang-ruang apa yang mungkin
kita bisa lakukan disini, ya akan kami lakukan, tentunya tanpa menimbulkan persoalan
persoalan baru,” tandasnya.
Anggaran Mitigasi
Pemerintah Kota Bogor terus memastikan fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Bogor mampu
menangani kondisi siaga corona. Untuk menunjang itu, Pemkot berkomunikasi dengan DPRD
Kota Bogor untuk mengalokasikan dana tidak terduga dalam upaya pencegahan penyebaran
virus ini.
“Kami berkomunikasi dengan dewan akan mengupayakan untuk mengalokasikan dana tidak
terduga untuk pencegahan corona ini. Ini segera diproses, sudah disampaikan kepada Ketua
Dewan yang pada prinsipnya tentu sangat mendukung. Tapi persoalannya bukan hanya
ketersediaan dana, tetapi stoknya, barangnya juga minim. Di seluruh daerah mengeluhkan hal
yang sama, ketersediaan masker, hand sanitizer, alat deteksi suhu tubuh dan lain sebagainya.
Karena itu ini masih terus dikoordinasikan,” ujar Bima.
Besaran anggaran yang diajukan, kata Bima, paling tidak sekitar Rp 1-2 miliar. “Itu
memungkinkan, kita masih hitung-hitung ya. Tapi tentu dengan persetujuan DPRD, ini masih di
dikomunikasikan. Kita akan alokasi itu ketika ada kebutuhan untuk ruang isolasi kemudian alat
pelindung diri dan lain sebagainya,” terang Bima. (Wan Kurniawan ).
dr. Sri Nowo Retno, MARS
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor 087770138288
Comment