Bogor,-Sorotperadilan.com l Dibalik musibah Covid 19, Ummat manusia seharusnya juga tetap berterima-kasih kepada Allah SWT, Tuhan YME.
Demikian awal diskusi Conference-phone kami, yang kemudian menjadi bagian materi rubrik Ngopi jilid ke-3 ini.
Dalam sepekan ini warga-net disuguhi viralnya foto satelit dimana menunjukkan bumi berubah menjadi lebih baik terhitung 1 Maret 2020 lalu. Disampaikan pula bahwa
Lapisan ozon kembali mengarah normal, es di kutub bertambah volumenya. Ini semua disebabkan berhentinya aktifitas manusia yang merusak alam, terutama polusi asap industri, asap kendaraan bermotor, asap rumah tangga dsb diseluruh belahan dunia termasuk di Indonesia.
“Kita semua mendapat hikmah dan pelajaran besar di balik musibah Covid 19 ini sebagai bentuk kecintaan
Allah kepada manusia. Mungkin selama kita semua sombong dan menganggap sepele”, buka Pemred, Asep Chepy.
“Kesombongan yang dibuat Manusia, telah jauh hari diperingatkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan angka kematian manusia diseluruh dunia akan terus meningkat hingga 6,6 juta kematian/tahun hingga tahun 2050. Dan kematian akibat polusi udara ternyata lebih berbahaya ketimbang infeksi HIV dan malaria”, tambah Ir.Saprudin, Dewan Penasehat.
“Virus Corona yang besarnya lebih kecil dari kulit pori manusia dan berukuran 150 nano bisa mengalahkan lebih dari 7 milyar orang di bumi untuk menghentikan semua urusan duniawinya, termasuk yang disampaikan Pemred Dan Dewan Penasehat. Tidak ada kekuatan manusia yang mampu menghentikannya hingga saat ini, maka kita hanya bisa menghindari penyebarannya sebagaimana anjuran pemerintah tentang stay at home, social distancing dan work from home” tambah Wawan, Kord.Kota Bogor. Kemudian semua terdiam dalam fikirannya masing masing.
Disaat itulah saya menambahkan “Tahun 2017 lalu Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Kota Bogor dalam rilisnya menyampaikan bahwa kualitas udara di Kota Bogor berdasarkan parameter kandungan hidrokarbon, oksigen, sulfur dan kandungan partikelnya membuktikan jika kandungan zat pencemar udara berada di level yang cukup Tinggi Dan menghawatirkan.
Contohnya, kadar Karbon monoksida (CO) yang telah melebihi baku mutu, yakni mencapai 1.547,9 miugram per meter kubik. Padahal standar baku mutu yang ditetapkan 1.000 miugram per meter kubik.
Kondisi ini tidak bisa dipandang remeh karena apabila CO terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh”
MaxDy, Influencer redaksi menambahkan. ” Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. Sehingga rentan untuk pernafasan, distribusi oksigen dan darah yang memburuk juga penyakit kulit lainnya”
Diakhir diskusi sambil Ngopi Dan berjemur-matahari pagi pkl.07.00-09.00 ditempat kami masing masing ini menyepakati, al:
1. Kebijakan pembatasan aktivitas alias social distancing yang diminta Presiden Jokowi, ternyata berhasil membuat udara menjadi bersih dengan kategori baik yaitu nilai PM2,5 rata-rata sebesar 18,46 µg/m3.
2.Ibukota Jakarta sebagai Kota 24 jam ini selama Covid 19, Kualitas udaranya menjadi baik, termasuk di Kota besar lainnya.
Untuk Jakarta situasi ini baru pertama kali terjadi setelah 28 tahun.
3.Meningkatnya kualitas lingkungan kearah lebih baik karena ‘terhentinya aktivitas manusia dan industri membuktikan bahwa manusia dan ekonomi punya andil dalam penyebaran polusi.
Polusi udara yang hilang, sungai-sungai yang menjadi bersih, adalah bukti bahwa kerusakan lingkungan berasal dari aktivitas ekonomi manusia.
4.Mendukung penuh kinerja dan upaya Satgas Covid 19 dalam memberantas Covid 19 melalui media yang dimiliki dan sosial media.
Serta menghaturkannkebanggaan kepada para Dokter, Perawat, para media, TNI-Polri Dan Relawan Desa Covid 19 yang telah maksimal bekerja.
Diakhir diskusi ini kami pun mengirimkan doa Alfatihah kepada para Syuhada yang meninggal Karena Covid 19. Dan doa kepada mereka yang sedang dirawat agar cepat pulih Dan kembali kekeluarganya dengan sehat dan selamat. Amin Yra.
Yang terakhir adalah apa yang telah dijanjikan Gubernur Jawa Barat bahwa akan turun Anggaran bantuan Rp.5 trilyun kepada warga desa senilai Rp.500.000/bulan kiranya disegerakan bukannhanya untuk 3,6 juta warga miskin saja namun kepada warga desa yang terdampak Covid 19. Lebih cepat Lebih baik. Tepat guna dan tepat sasaran !(ppRief/wan/RL)
Comment