Bogor,-Sorotperadilan.com l
Gemuruh hujan deras Masih saja berlangsung sejak sore hingga malam, di hari ke sembilan belas bulan penuh rahmat 1441 H, nampak beberapa personil media sorot peradilan biro Kota Bogor berjalan gontai menahan lapar serta dahaga yang dilakukan sejak dini hari tadi,
Wajah pucat berbalut pakaian yang sedikit agak lusuh mewarnai hari selasa yang begitu terasa berat bagi awak media ini, selepas melakukan beberapa peliputan akhirnya kami pun memutuskan untuk melakukan pertemuan di pojok warung kopi sembari menunggu adzan magrib yang seakan terasa masih jauh untuk melintas di wilayah kota Hujan ini,
Krriiingg… Suara telpon selular milik salah satu rekan bernama Eriyanto berbunyi, tanda panggilan masuk dari rekan di luar kota menghampiri selularnya, wajah musam nampak berubah cerah secara seketika, wadawwww… Thr gue Cair brooo… Hehe.. Sembari mengusap dagu salah satu rekannya tanda bersenda guray,
“Entah THR (Tunjangan Hari Raya) dari mana laa..wong gawe juga Ora, jiaaahhh….
saut rekan Wartawan lain sambil tertawa lepas,
Hehehe… THR gue Tunjangan Hari Rabu brooo… Allamakk.. Tipu tipu kau… Ujar Eris dengan logat batak nya yang kental..disambut dengan gelak tawa kuartet Wartawan di pojok Warung kopi sore ini,
Tak terasa jarum Jam dipojok warung kopi menunjukan pukul 17:40 Wib, Itu tandanya Adzan magrib akan segera berkumandang dalam beberapa menit kedepan, Kamipun lantas memesan beberapa minuman hangat guna membatalkan puasa kami di hari kesembilan belas ini,
Benar saja selang beberapa menit Adzan pun lewat melintasi kota Hujan, sambil menyeruput minuman panas, tak terasa bibir rekan kami nampak senyum senyum sendiri,,
Allamakkk… THR kau Tunjangan Hari Rabu Toh…
Jiaaahhh….
Nampaknya Candaan kami di pojok warung kopi tersebut menyita perhatian Budhe Lika siempunya warung Kopi, nampak siempunya warung kopi tak lepas dari keisengan rekan kami sore tadi, sambil membayar kudapan yang telah meluncur mulus ke perut kami, Opung Eryanto mengoda Siempunya warung dengan merogoh saku celananya,
“Cukup mas uangnya malah lebih,” Ucap siempunya warung dengan memasang muka serius,
“Maaf Bu’de saya bukan mau membayar, namun saya sedang menggaruk saja, sepertinya saku celana saya dimasuki uang receh,”
Gurau Opung Eryanto, jiaaahhh….
Seketika saja seisi warung kopi tertawa lepas, sambil berpamit membubarkan diri karena Hujan sudah reda untuk wilayah kota Hujan Dan sekitarnya.(erris/herynto/diki/ervin)
Comment