Bogor,–Sorotperadilan.com l Belum juga adzan Isha (Jumat,16/5) selesai berkumandang, Wawan Kurniawan – Kord.Wartawan Kota Bogor menelepon bahwa ada kiriman ‘surat terbuka’ untuk Redaksi. Saya menepuk jidat, “Iya nanti saja wan, ini juga masih pakai sarung”, Jawab Saya.
“Abang jangan begitu ini amanah bang, orang yang suka menyepelekan amanah kata ustad kalau Mati kuburannya becek,Tau”, tangkis Wawan, kemudian dia membacakan surat Itu dengan semangat, sarung saya pun ‘mlorot.’Jiahh..
Yth Dewan Redaksi, Sdr.Arief P.Suwendi. Dan Sdr.Wawan Kurniawan, Kord.Wartawan Kota Bogor di tempat
Dengan hormat,
Kecamatan Cileungsi terletak di Wilayah Utara – Timur, Kabupaten Bogor, terbagi menjadi 12 desa dengan jumlah penduduk lebih dari 325.000 orang. Yang pastinya 20-30% banyak yang bekerja di ibukota Jakarta.
Kecamatan ini adalah salah satu daerah industri di kawasan Jabodetabek.Yang memiliki banyak
Kebun sawah di Cileungsi sejak tahun 1920-an.
Seiring konsep Megapolitan DKI Jakarta 1997 lalu, perlahan Cileungsi menjadi daerah berkembang juga sebagai daerah industri, kemudian kecamatan ini juga memiliki tempat wisata yang cukup dikenal tingkat Nasional bahkan dunia yaitu dengan adanya Taman Wisata Mekarsari. Dengan luas 264 Hektar, Taman Wisata ini merupakan salah satu pusat pelestarian buah-buahan tropika terbesar di dunia. Maka tidak terbayang pergerakan Transportasi, orang, barang dan jasa pun demikian dahsyat. Kemudian menyasar memberikan ‘keuntungan’ materi (APBD/Dana Desa,dsb) lintas daerah: Jakarta, Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.
Sayangnya banyak hal kemudian yang terlalaikan, salah satunya semakin banyaknya titik titik ke-semrawutan Tata Kota, dari mulai PKL, angkutan umum, kurangnya perawatan infrastruktur jalan, ramainya papan papan reklame tidak terurus membuat kumuh, dsb. Coba lihat saja sepanjang kawasan flyover dan Pasar Cileungsi, sepertinya ada ‘pembiaran’ atau memang sudah ‘menyerah tidak mampu melakukan pembenahan?
Yth bapak redaksi,
Kegeraman Camat Cileungsi, Zaenal Ashari maupun pihak Dishub dan instansi terkait atas hal ini tidak cukup diretorika, namun terus melakukan ‘waskat. Continuity-Diciplyn.
Seperti Saya dan keluarga jadi malas lagi wisata kesana karena selalu merasakan ke-semrawutan Itu, maka wajar jika kami lebih memilih jalur wisata ke Ancol, Kota tua, Monas Jakarta atau sekalian ke Bandung karena ada kemudahan Lalin jika melalui tol Jagorawi atau Purbaleunyi. Bisa dibayangkan jika setiap pekan atau hari libur ada sekitar 1000 orang yang melakukan hal yang sama seperti saya. Berapa kerugian manajemen Mekarsari atau APBD pemda terkait?
Sederhananya, jika setiap wisman seperti saya mengeluarkan uang Rp.1.000.000 untuk wisata kemudian menghabiskannya ‘keluar’ Cileungsi maka 1000 orang x Rp.1 juta sama dengan Rp.1 milyar/minggu, atau Rp.4 milyar/bulan atau Rp.48 milyar/tahun.
Yang mana semua ini diawali oleh hal yang ‘remeh-temeh, yaitu ‘semrawutnya Tata Kota.
Saya tidak juga berprasangka-buruk bahwa Penerapan Kecamatan Cileungsi yang masuk zona merah Covid 19 sebagaimana data sebaran virus Corona Kabupaten Bogor per Senin (27/4), yang menyimpulkannya bahwa jumlah positif COVID-19 di Cileungsi ada 17 kasus adalah karena ini?. Bahkan untuk jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) telah meningkat menjadi 43 kasus. Juga diketahui pula, ada 2 keluarga yang positif terinfeksi COVID-19 di Cileungsi. Pertama adalah ibu dan 2 anaknya yang merupakan kakak-adik. Sedangkan sang ayah dan anak pertama dari keluarga ini negatif terpapar virus Corona. Sang ayah diketahui bekerja di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta. Dan info jni mengalir deras di sosmed. Mengerikan, serupa black-campaign atas segala upaya Kita selama ini menjadikan Cileungsi yang Aman, nyaman Dan mandiri.
Belum lagi, munculnya berita penolakan manajemen
PD Pasar Tohaga Kabupaten Bogor, yang menepis kabar adanya 13 pedagang daging di Pasar Cileungsi positif terpapar Virus Corona (Covid-19). Namun ini malah menambah ‘kengerian Itu.
Terus terang ini menambah ‘tinta hitam Cileungsi yang Kita idam idamkan sebagai daerah aman, nyaman dan mandiri.
Semoga Bapak Camat dan pihak terkait segera melakukan pembenahan dalam segala sektor, khususnya kita mulai dari sekarang.
Demikian,Terima-kasih. Hormat Saya.
Mulyana
Warga Cileungsi yang bekerja di Ibukota
Saya dan Wawan terdiam, ini bukan karena masih merosotnya sarung tadi, tapi karena kami bingung harus melakukan apa. Karena saya saat ini di Bandung Barat dan Wawan di Kota Bogor. Maunya kami on the spot, tapi PSBB harus kami taati. ‘CLeguuk..(PpRief/Wan/RL)
Comment