BANDUNG,–Sorotperadilan.com l Pagaralam,Sumsel. Belum juga selesai adzan magrib (Kamis,28/5) seluler berdering, sambil menyantap panganan pembuka Puasa Syawal hari ke-2 saya bergegas juga mengangkat seluler, rupanya dari Roni Bodi alias ‘Baron,Wartawan biro Sumsel tepatnya Kota Pagaralam.
Hal pertama yang kami diskusikan adalah adanya penangkapan kepada TNI pecatan, Ruslan Buton. Yang hampir sebulan ini viral Karena ‘Surat Terbukanya’ untuk presiden Jokowi, dimana sarat dengan ajakan revolusi.
“Setiap Perjuangan pasti ada resiko, narasi yang disampaikannya syah saja bagi dia Dan pengikutnya, namun tidak bagi publik kebanyakan apalagi saat ini sedang fokus kepada Covid 19, betul begitu bang?”, Tanya Baron.
“Iya bisa begitu, narasinya provokatif, katanya bila presiden Jokowi tidak mundur, bukan menjadi sebuah keniscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat. Yang Kita tahu Jokowi dipilih lebih dari 80 juta orang, nah rakyat Mana yang akan revolusi?”, Tanya balik saya.
Yang jelas, Ruslon Buton telah dijemput tim Mabes Polri bersama Polda Sultra di Desa Wabula 1, Kecamatan Wabula, Buton, Sulawesi Tenggara, untuk selanjutnya menuju Polres Buton, Selasa (28/5/2020) tadi, demikian beredar Informasi, masih kata Saya.
Saya dan Baron, teman ‘senasib-sepenanggungan’ sejak tahun 1996 lalu ini pun membuat beberapa catatan yang kami himpun dari beberapa sumber dan referensi akan hal ini, diantaranya:
1.Ruslan Buton adalah eks prajurit TNI AD dengan pangkat terakhur Kapten Infantri. Ruslan Buton di pecat dari keanggotaan militernya akibat perbuatan penganiayaan berat kepada seorang tersangka pelaku kejahatan di daerah Maluku Utara pada awal bulan Oktober 2017.
2. Kemudian dia pun menghadapi pengadilan militer dan memberikan sanksi berupa pemecatan dari anggota TNI.
3.Ruslan Buton saat itu sedang bertugas sebagai Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau dengan 10 anak buahnya.
4.Kala itu, ada seorang yang bernama La Gode, petani cengkeh yang pencuri singkong parut 5 kilogram seharga Rp 200 ribu. Karena perbuatannya, ia ditahan di Pos Satuan Tugas Daerah Rawan—TNI kerap menyingkatnya ‘Satgas Ops Pamrahwan’—Batalyon Infanteri Raider Khusus 732/Banau, Lede, Pulau Taliabu, Maluku Utara.
5.Pada 24 Oktober 2017 jam 04.30, dia dianiaya hingga tewas di Pos Satgas Ops Pamrahwan. Sekujur tubuh La Gode berlumur luka. Gigi atas dan bawah dicabuti hingga ompong. Kuku di jempol kaki kanan copot. Bagian bibir, mata, hingga pipi kanannya bengkak.
6. Kapten Inf Ruslan Buton, Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau disebut ‘terlibat aktif dalam hal kekerasan ini.
7.La Gode, 31 tahun, adalah masyarakat biasa, petani cengkeh. Yang tinggal di Desa Balohang, Pulau Taliabu,
8.Dugaan awal, La Gode kepergok mencuri singkong parut 5 kg seharga Rp.200 ribu milik seorang warga bernama Egi.
9.Setelah ditangkap dia dibawa ke Pos Satuan Tugas Daerah Rawan—TNI kerap menyingkatnya ‘Satgas Ops Pamrahwan’—Batalyon Infanteri Raider Khusus 732/Banau, di bawah komando Korem 152/Baabulah dan Kodam XVI/Pattimura. Dengan alasan, pos polisi setempat tak punya ruang tahanan.
10.Tanggal 15 Oktober, sebelum jam 6.00 pagi La Gode melarikan diri, menuju rumah dan sempat bertemu istrinya yang berdagang. Dia mengakui mencuri Dan akan menggantinya Rp. 200 ribu atau berapa pun sesuai keinginan pemilik gepe.
11.La Gode bercerita ia dipukuli oleh tentara di Pos Satgas TNI maka ia kabur
12.Tanggal 23 Oktober, La Gode ditangkap kembali oleh anggota kepolisian Pos Lede, anggota Satgas TNI, dan anggota Babinsa Dan dibawa paksa ke Pos Satgas TNI. Disinilah Ia tewas mengenaskan.
13.Dia tewas 24 Oktober sekitar pukul 04.30.
14.Pada Hari yang sama, pukul 13.00, mayat korban diantar ke Puskesmas Lede, untuk proses visum. Sesudahnya, jenazah dibawa ke rumah keluarga korban dengan ambulans Puskesmas.
15.Dari hasil sidang di Pengadilan Militer Ruslan dijatuhi hukuman 10 tahun Dan DIPECAT dari TNI-AD.
16.Ruslan Buton kemudian mendirikan Yayasan Serdadu Eks trimatra Nusantara yang beranggotakan para mantan prajurit TNI untuk melanjutkan perjuangan mereka membela Ibu Pertiwi. Tepatnya 25 Januari 2020 di Gedung Joeang’45,Jakarta.
Dan Ruslan Buton sendiri yang menjadi Ketua Umumnya.
“Seharusnya saya mau datang meliput acara Itu, namun sudah ada janji dengan narsum lain. Yang saya tahu acara Itu dihadiri oleh pengurus dan eks anggota prajurit dari tiga kesatuan, bahkan kalau tidak salah saat Itu hadir pula Mayjend (Purn) Soenarko, Sri Bintang Pamungkas (SBP), wakil Pemprov DKI Jakarta,dsb. Memang meriah saat itu. Juga saat acara Bedah Buku ‘PKI Dalang dan Pelaku Kudeta’, di Jakarta, Sabtu (23/11/2019) dan waspada bangkitnya komunis, yang dihadiri Jend.Ryamizad Ryacudu, Jend.Syarwan Hamid, alm.Gus Salahudin Wahid, Fadli Zon, Dsb. Saya tahu Ruslan datang dan duduk dibelakang bersama teman-temannya, badannya tinggi tegap berseragam cream dengan baret ungu kalau tidak salah. Namun usai wawancara dengan Ryacudu, saya lihat Ruslan sudah tidak ada, mungkin sudah pulang “, kata saya.
Saya dan Baron mengakhiri seluler, dengan harapan TNI-AD akan melakukan ‘Yang Terbaik’ dalam kasus ini.Aamiin YRA (PpRief/Baron/Wan/RL) – Foto.Istimewa





Comment