by

Presiden Jokowi Tinjau Simulasi Vaksinasi Covid-19 Bersama Bima Arya dan Menkes Terawan

Bogor,–Sorotperadilan.com l Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu (18/11/2020). Presiden didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Wali Kota Bogor Bima Arya serta perwakilan dari World Health Organization (WHO).

Presiden tiba di Puskesmas Tanah Sareal sekitar jam 08.24 WIB. Kedatangan Presiden untuk melihat secara langsung standar operasional prosedur dan persiapan tata cara pelaksanaan vaksinasi.

Presiden meninjau proses mulai dari antrean, pendaftaran, verifikasi data hingga simulasi tindakan vaksinasi Covid-19 bagi 47 warga yang terdiri atas berbagai profesi seperti pedagang, ibu rumah tangga, petugas kebersihan, tokoh agama, ASN, pengemudi ojol, TNI/Polri dan lain sebagainya.

Puskesmas Tanah Sareal dipilih menjadi salah satu titik vaksinasi Covid-19 karena memiliki capaian imunisasi rutin di atas 90 persen dan telah meraih akreditasi sebagai puskesmas paripurna.

“Kaidah-kaidah ilmiah ini sudah saya sampaikan wajib diikuti. Kita ingin keselamatan dan keamanan masyarakat itu harus betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi,” ungkap Jokowi.

Presiden juga menjelaskan bahwa semua vaksin yang nantinya akan digunakan dalam program vaksinasi Covid-19 merupakan vaksin yang terdaftar dan disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kriteria lain yang diharapkan dari vaksin ialah bahwa kemanfaatan dari vaksin Covid-19 tersebut haruslah maksimal.

“Semua vaksin yang kita pakai itu harus masuk ke dalam daftarnya WHO, ini wajib. Harus masuk ke daftarnya WHO,” ujarnya.

“Kita memperkirakan akan mulai vaksinasi itu di akhir tahun 2020 atau di awal tahun 2021 karena memang proses persiapannya itu tidak hanya menerima vaksin kemudian langsung disuntikkan, tapi juga harus menyiapkan distribusi ke seluruh Tanah Air,” terang Jokowi.

Di tempat yang sama Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, bahwa untuk tahap pertama ini akan menyasar warga usia produktif dengan rentang usia 18-59 tahun. “Di Kota Bogor jumlahnya (usia produktif) 690.000 jiwa. Namun karena tahap awal vaksinasinya terbatas, difokuskan 20 persen dulu atau sekitar 138.000. Jadi ketika vaksin datang, sudah siap, BPOM juga semua sudah siap, nah 138.000 ini yang duluan (divaksin),” ungkap Bima.

“Siapa saja itu? Pertama tenaga kesehatan, kemudian yang kedua public servant, seperti TNI/Polri, guru, ASN dan lain-lain. Pak Jokowi nitip supaya beberapa hal harus disempurnakan seperti tadi Presiden menanyakan kenapa petugasnya tidak pakai sarung tangan,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Bima, Presiden juga menanyakan kapasitas vaksinasi per hari. “Pak Jokowi menghitung kapasitas per harinya berapa karena kan ingin cepat. Tadi kita laporkan satu hari bisa 20-40 per titik. Nah, nanti di lihat lagi dihitung lagi apakah kapasitasnya ditambah, personilnya dan lain-lain. Tapi pak Jokowi sangat fokus pada protokol kesehatan, intinya itu. Beliau juga memastikan adanya cold chain untuk menyimpan vaksin itu,” jelas Bima.

Bima Arya mengaku belum mendapatkan arahan pasti mengenai waktu pelaksanaan vaksinasi. “Diperkirakan kalau yang disampaikan pak Jokowi tadi kalau tidak akhir tahun, ya awal tahun lah. Pertama memastikan barangnya datang dulu kata Pak Menteri Kesehatan barang datang Desember. Tapi kan ada proses macam-macam dari BPOM juga harus ada Emergency Use Authorization (EUA) itu mungkin sampai awal tahun,” bebernya.

Sementara itu, Menkes Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa dalam pelaksanaan simulasi ini turut dipantau oleh WHO untuk melihat apa saja yang mesti jadi evaluasi ketika vaksin itu sudah benar-benar hadir di tanah Air.

“Selain Pak Wali Kota juga ada dari WHO ikut memantau supaya originalitas kita di dalam melakukan simulasi itu sesuai fakta apa yang akan kita lakukan. Dan itu menjadi sorotan dunia karena apa yang kita lakukan adalah faktanya ini. Kita terus menyiapkan diri dan terus menerus dilatih. Supaya nanti kalau vaksin itu ada sudah ada, kita tinggal melaksanakan. Supaya tidak kagok, tidak gagap dan kita lakukan latihan terus dan kami berkoordinasi terus dengan segala elemen baik dengan wakil rakyat dengan pemerintah daerah tapi tidak lupa juga dengan WHO kami berkonsultasi,” jelas Terawan.

Terkait vaksin mana yang akan dipakai, Terawan menjawab bahwa vaksin yang dipakai harus ada di daftar yang direkomendasikan oleh WHO. “Ini kan terus dinamikanya dan apa yang dikatakan oleh Bapak Presiden tadi kita akan membeli apa yang di dalam list WHO dan kita konsultasikan dengan WHO terus apa yang paling rasional untuk dibeli. Pasti diumumkan kalau sudah datang,” kata dia.

Harapan Warga
Sementara itu, Ratnasari, Warga Kampung Dadali Lebak RT 1 / RW 5, Tanah Sareal, Kota Bogor, berharap pandemi ini segera berakhir terlebih dengan hadirnya vaksin nanti, kehidupan bisa normal kembali.

“Harapan saya semoga pandemi cepat berlalu, saya kan pedagang juga ya. Pasti sangat terdampak. Usaha sembako saya stop dulu. Pemasukan menurun 50 persen. Sekarang jualan online makanan kayak dimsum dan makaroni panggang gitu. Semoga lewat vaksinasi ini semuanya bisa kembali normal,” kata Ratna.

“Saya mau ikut (program vaksinasi) karena untuk kekebalan tubuh supaya terhindar dari Covid-19. Saya yakin karena ingin sehat. Awalnya takut, tapi setelah dipikir-pikir ini kan program pemerintah, tidak mungkin main-main. Diyakinkan juga oleh dokter. Bismillah saja. Kalau vaksin ini tidak bagus, kenapa harus diadakan program ini. Apalagi pemerintah yang mengadakan ini. Toh, kalaupun ada apa-apa pemerintah pasti tanggung jawab. Ya, semoga semuanya lancar,” pungkasnya. (Rifani)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed