Bogor,-sorotperadilan.com | Bantuan Sosial BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) yang disalurkan Pemerintah melalui Kemensos kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) didistribusikan Agen BNI maupun e waroeng disetiap wilayah setiap bulan nya tentu selalu di tunggu tunggu oleh warga yang berhak menerima bantuan atau KPM, dan untuk bulan ini para KPM mendapatkan bantuan BPNT sebanyak 4 paket dan setiap satu paketnya berisi bahan pangan berupa Beras, ayam, sayuran, kacang, telor dan buah
Dalam penyaluran tersebut terkadang ada saja kendala yang di alami pihak agen maupun e-waroeng seperti mesin edisi yang error, menurut beberapa e waroeng atau agen terjadinya mesin edisi error dikarnakan ngangguan jaringan internet, yang menjadi pertanyaan adalah apakah pihak terkait tidak dapat mengantisipasi hal tersebut karna dampak daripada mesin edisi yang mengalami ngangguan tentunya berdampak kepada terjadinya kerumunan warga.
Selain kendala dari mesin edisi sumber terjadinya kerumunan warga di lokasi penyaluran BPNT salah satunya keterlambatan suplayer dalam mendistribusikan bahan pangan kelokasi penyaluran, hal tersebut terjadi disalah satu lokasi penyaluran BPNT e-waroeng Barokah Kp.Kaum Rt 04 Rw 05 Kelurahan Ciparigi Kecamatan Bogor utara, yang di ketuai oleh Nurlela menyalurkan BPNT sesuai jadwal yaitu Rw 1 dan Rw 8 sebanyak 167 KPM dari jumlah KPM keseluruhan 426 menurut Data Solid Dinsos kota bogor.
Ketua e waroeng Barokah saat di temui awak media mengatakan bahwa ayam dan buah sudah habis dan pihak suplayer sedang mengirimkan kembali. Apakah sebelumnya pihak suplayer tidak memiliki data untuk jumlah kapasitas KPM yang akan menerima bahan pangan sehingga bahan pangan tersebut habis tidak sesuai dengan jumlah KPM, tentunya keterlambatan tersebut membuat warga harus menunggu dan menimbulkan kerumunan dan sangat jelas melanggar protokol kesehatan Covid19, Kamis (23/12/21)
Red.
Comment