Kepada Yth,
Redaksi Sorotperadilan.com
Up.Dewan Redaksi, Arief P.Suwendi Dan Wawan Kurniawan,Kord.Wartawan BOGOR
Di tempat
Assalamualaikum wrwb.
Dengan hormat,
Saya Firman warga Kp.Melayu, Jaktim merasa perlu untuk menyampaikan Hal ini melalui redaksi, khususnya yang berkaitan dengan terjadinya/adanya 17 wilayah rukun warga (RW) di Jakarta Timur dan sebagian Jakarta Selatan (0,62 persen wilayah DKI)
yang terendam banjir dikaitkan dengan ‘Bala’ karena adanya iuran BPJS yang naik.
Ini menjadi pola pikir Dan pemahaman yang aneh, bahkan seolah mau menghapus realita bahwa jumlah korban Covid 19 di Jakarta yang semakin tinggi. Jakarta mau membalikan realita. Bagi Saya;
Pertama, kenaikan iuran BPJS yang akan diterapkan Juli 2020 Itu adalah mutlak untuk seluruh Indonesia bukan hanya peserta yang Berdomisili di 17 RW disana, jika Itu Bala maka seharusnya pun menggenangi seluruh provinsi di Indonesia.
Kedua, ketinggian air akibat luapan Sungai Ciliwung sejak Senin malam (18/5) sehingga menyebabkan adanya pengungsi lebih dari mencapai 128 jiwa atau 38 kepala keluarga (KK) terutama di Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Yang terendam banjir diatas 70-150 Cm.
Ketiga, Luapan Sungai Ciliwung dipicu hujan lebat yang mengguyur kawasan hulu di Bogor, Jawa Barat, bahkan Pintu air Katulampa saat itu mencapai 100 sentimeter atau siaga III pada Senin pukul 16.05 WIB karena hujan turun merata di kawasan Bogor. Situasi Pintu Air Manggarai pada Senin pukul 21.00 WIB berstatus siaga 4 dengan TMA 670 sentimeter dan awan mendung.
Keempat, Banjir juga melanda permukiman penduduk Kebon Pala, Kecamatan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Banjir yang mencapai ketinggian air 1,5 meter.
Kelima, warisan Gubernur Jokowi dan Ahok lalu dalam mempercepat pembangunan bendungan di wilayah Sukamahi dan Ciawi, Jawa Barat merupakan warisan bernilai untuk warga Jakarta termasuk nornalisasi Sungai ciliwung dan waduk-waduk di Jakarta yang telah mampu mengurangi titik Banjir dari 300-an titik banjir sebelum tahun 2012 menjadi sekitar 40-an titik Banjir Jakarta.
Keenam, selain itu adalah rajinnya PPSU saat Itu yang rutin menjaga seluruh saluran air dari tingkat RT, Pusat Kota Dan Sungai Ciliwung namun sejak tahun 2017 terlihat mulai ‘mengendur bahkan tidak perduli.
Keenam, warga Jakarta mulai tidak perduli atas anjuran jangan membuang sampah sembarangan termasuk di Sungai, waduk, Dsb. Karena tindakan hukum sebagaimana Perda yang telah dibuat Gub.Jokowi-Ahok pun tidak dijalankan lagi dengan baik.
Ketujuh, pengelolaan pintu air yang ada termasuk pengerukan waduk-waduk di Jakarta, waduk pluit,dsb tidak berjalan lagi secara baik.
Kedelapan, pribahasa bahwa air sunatullahnya akan masuk tanah dengan sendirinya adalah pemahaman yang salah, Dan selalu mengalahkan adanya intensitas hujan tinggi juga adalah pembodohan
Sembilan, ini semacam ‘Karma Dan cermin’ untuk jajaran
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta saat ini yang mengaku sudah menjalankan saran dari Presiden Jokowi untuk selalu membersihkan got dan waduk untuk mencegah banjir.
“Sudah dari bulan Juni. Belum disuruh kita sudah kerjakan duluan. Nggak pakai disuruh,” ujar Kepala Dinas SDA, Juaini Yusuf, Rabu (18/12/2019) waktu lalu.
Demikian, maka melalui media ini kembali Saya sampaikan bahwa Banjir Jakarta kemarin bukan karena ‘Naiknya’ iuran BPJS. ‘Jaka Sembung Naik Metro, ‘nggak nyambung Bro. Sekian. Terima-kasih. Mohon maaf lahir bathin. Selamat Berpuasa menuju 1 SYAWAL 1441 H. Wassalamualaikum wrwb.
Jakarta,18/5/2020.
Firman Choerudin
Comment