by

Dugaan Korupsi Pemberian Fasilitas Impor Garam, Aktivis Minta Menperin Agus Gumiwang Diperiksa.

Jakarta,Sorot Peradilan //
Sejumlah pemuda mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi (AMPD) melakukan aksi demonstrasi di Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Jl Gatot Subroto, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Kamis (25/08/2022).

Mereka mendesak usut dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas impor garam industri dari tahun 2016 sampai dengan 2022.

Menurut koordinator aksi Kusnadi Juwaini, mafia garam yang selama ini terus melakukan impor garam telah merugikan petani garam Indonesia.

“Kebijakan pemerintah dalam hal ini Kemenperin dengan alasan kebutuhan industri dalam negeri malakukan impor garam padahal petani garam sangat dirugikan,” kata Kusnadi usai aksi depan Kemenperin.

“Kemenperin harus dipimpin oleh orang yang peduli terhadap rakyat bukan malah diduga bermain mata dengan mafia garam. Oleh karena itu, segera mundur Agus Gumiwang sebagai Menperin,” ucapnya.

Kusnadi mengatakan bahwa kebijakan itu berlangsung sejak Airlangga Hartarto menjadi Menteri Perindustrian sampai saat ini diganti oleh Agus Gumiwang Kartasasmita.

“Impor garam industri sudah lama sejak Airlangga Hartarto sampai saat ini diganti oleh anak buahnya yang sama-sama dari Golkar yaitu Agus Gumiwang Kartasasmita,” lanjutnya.

Diketahui, Kejaksaa Agung sedang mengusut dan telah memeriksa beberapa saksi terkait dugaan korupsi dalam pemberian fasilitas impor garam dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2022.

Kusnadi mendesak Kejagung periksa mantan Menteri Perindustrian Airlangga Harta dan Menteri yang sedang menjabat Agus Gumiwang Kartasasmita.

“Jangan hanya sekelas dirjen yang diperiksa tapi menterinya juga diperiksa. Dari Airlangga sampai Agus Gumiwang. Mereka berdua sama-sama dari Golkar,” jelasnya.

Selain orasi mereka juga menabur garam dan mereka memastikan akan kembali dengan membawa garam yang lebih banyak lagi.

Kusnadi menyampaikan bahwa penaburan garam sebagai bentuk kekecewaan karena selama ini petani selalu dirugikan dengan kebijakan impor garam.

“Sebagai anak petani garam kami kecewa dan kami akan kembali lagi untuk membawa garam dari petani untuk ditabur dengan jumlah yang lebih banyak,” pungkas Kusnadi. (Team).

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed